Menapaki Rahasia Keagungan Haji (Ziarah Menuju Cinta Dan Penghambaan)

Produk
| Matsnawi Maknawi adalah salah satu karya terbesar Jalaluddin Rumi. Didalamnya termuat ajaran-ajaran tasawuf yang mendasar namun bermakna tinggi. Kemasannya menggunakan sastra sehingga ketika dibaca, para pembaca akan langsung terjun ke dalam samudera hikmah.
|
Produk
| Sosok Syams Tabrizi (Syamsuddin Tabrizi) sangat erat hubungannya dengan Maulana Jalaluddin Rumi. Dialah yang memberikan pengaruh kuat terhadap perubahan Rumi sehingga dikenal sebagai penyair sufi terbesar sepanjang zaman. Sosok itulah yang datang kepada Rumi, mengguncang nalarnya, mencabik hatinya, dan mengubah kehidupannya.
|
Produk
| Rubai’yat, salah satu antologi puisinya, merupakan karya yang tidak lekang oleh waktu. Didalamnya,Rumi menginterpretasikan dirinya sebagai penyair seorang sufi yang agung. Kedalaman pesan dan keindahan diksi bahasanya begitu memikat dan memesona.
|
Produk
| Ketika nama Maulana Jalaluddin Rumi disebutkan, fokus kita adalah pada gagasannya tentang teosofi yang terangkai dalam kalam kalam indah, Rumi adalah legenda yang berangkat dari disiplin teologi Islam kemudian berlari menuju tasawuf ekstrem. Kehidupan pribadinya berubah total; hingga kemudian dikucilkan, dihormati, dimusuhi; dan disegani. Praktis, gaya hidup Rumi mengalami perubahan yang sangat signifikan. Berangkat dari rasionalitas yang biasa, namun kemudian dia terbang membubung tinggi meninggalkan segala rasionalitas yang terbatas. Pikirannya bebas, merdeka, dan tak terhentikan oleh kemapanan yang konservatif. Hanya saja, pikirannya yang terbang itu justru terikat oleh temali cinta dan rindu yang membuncah. Tidak mengherankan jika kondisi semacam itu melahirkan bait demi bait syair sufisme yang memesona. |
Produk
| Jika ilmu pengetahuan dan logika membuat orang semakin pandai dan cerdik, mengapa pada saat yang sama menimbulkan permusuhan? Mengapa orang beriman berpikiran sempit dan banyak melakukan penyimpangan? Apakah pandangan sempit merupakan sifat dan ciri para pendiri agama besar? Apa sebenarnya nilai kitab suci bagi orang beriman? Apakah hanya untuk dibaca dengan suara merdu dan tidak untuk ditafsirkan dalam rangka menjawab realitas kehidupan? Mengapa orang beriman yang tahu isi kitab suci gagal dalam tindakan dan muamalah? Jika rasa cinta tumbuh dalam diri seseorang, mengapa sikapnya lantas berubah, pemahaman yang segar lantas muncul dan perbedaan pendapat tentang hal-hal yang bersifat furu (cabang) lantas dilupakan? Selamat Membaca dan Berbahagialah... |